Penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun secara bertahap. Kondisi ini bersifat permanen. Status CKD berubah menjadi gagal ginjal ketika fungsi ginjal telah menurun hingga mencapai tahap atau stadium akhir.
CKD adalah penyakit yang umumnya baru dapat dideteksi melalui tes urin dan darah. Gejalanya yang bersifat umum membuat pengidap penyakit ini biasanya tidak menyadari gejalanya hingga mencapai stadium lanjut.
CKD stadium lanjut umumnya mengalami gejala: sesak napas, mual, kelelahan, mengalami pembengkakan pergelangan kaki, kaki, atau tangan karena terjadi penumpukan cairan pada sirkulasi tubuh, sesak napas, serta munculnya darah dalam urin.
Pemeriksaan darah dan urin secara teratur setiap tahun sangat disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi mengidap penyakit ginjal kronis. Anda termasuk berisiko tinggi, antara lain jika memiliki tekanan darah tinggi, mengidap diabetes, dan memiliki riwayat keluarga pengidap penyakit ginjal kronis.
Pengidap Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia
Penyakit ginjal kronis diderita sekitar 10% populasi dunia. Tingginya jumlah penderita diabetes di Asia membuat gagal ginjal lebih umum terjadi pada penduduk Asia. Selain diabetes, tekanan darah tinggi juga menjadi salah satu penyebab terkuat terjadinya penyakit ginjal kronis di Asia. Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara di Asia dengan kasus penyakit gagal ginjal tertinggi.
PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) dan Kementerian Kesehatan menemukan bahwa penderita gagal ginjal kronis di Indonesia mencapai 25 sampai 30 juta orang.
Selain itu, penyakit ini juga diasosiasikan dengan penuaan. Semakin tua, Anda semakin berisiko mengidap gangguan ginjal. Orang lanjut usia, dimulai dari 60 tahun, paling berisiko mengidap penyakit ginjal kronis. Diperkirakan satu dari lima pria dan satu dari empat wanita berusia 65 – 74 mengidap gagal ginjal dalam stadium tertentu.